Cash flow atau yang akrab disapa dengan istilah arus kas di Indonesia menjadi bagian penting dalam sebuah laporan keuangan. Umumnya laporan keuangan hanya akan mencantumkan informasi laba atau rugi yang dialami perusahaan. Jika pemilik dan pemegang saham ingin mengetahui seberapa besar kas yang dimiliki, maka bisa melihat laporan Cash flow.
Jenis-Jenis Cashflow
Mengetahui nilai atau nominal dari kas perusahaan bisa membantu menentukan masa depan perusahaan itu sendiri. Laporan Cash flow sendiri ternyata memiliki beberapa jenis dan penerapannya bisa disesuaikan kebutuhan perusahaan. Berikut jenis-jenis tersebut:
1. Operating Cash Flow
Jenis Cash flow yang pertama adalah OCF yang muncul karena adanya kegiatan operasional di dalam tubuh perusahaan. Laporan Cash flow ini akan mencantumkan semua pengeluaran dan pemasukan.
2. Investing Cash Flow
Jenis Cash flow satu ini disebut pula dengan istilah ICF yang muncul karena adanya aktivitas investasi di dalam tubuh perusahaan. Umumnya untuk perusahaan besar yang sudah go public maupun perusahaan hasil kongsi.
3. Financing Cash Flow
FCF atau Financing Cash Flow terbentuk ketika perusahaan memiliki beban hutang kepada pihak luar. Sumber hutang ini bisa dari investor maupun jasa perbankan dimana menjadi sumber untuk kegiatan operasional perusahaan.
Cara Meningkatkan Cash flow
Semakin sehat sebuah perusahaan maka Cash flownya akan semakin kompleks dan stabil. Perusahaan pun perlu diusahakan untuk memiliki arus kas yang tinggi, membantu meningkatkan Cash flow ini. Maka bisa melakukan beberapa upaya berikut:
1. Meningkatkan Angka Penjualan
Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk meningkatkan Cash flow adalah dengan meningkatkan angka penjualan. Sebab transaksi penjualan yang masuk menunjukan pemasukan perusahaan yang kemudian menjadi sumber biaya operasional.
2. Menurunkan Biaya Operasional
Menghemat biaya operasional perusahaan juga efektif meningkatkan Cash flow sebuah perusahaan. Biaya yang bisa dihemat sebaiknya segera dilakukan baik untuk kegiatan produksi maupun yang lainnya.
3. Menjual Aktiva Tetap
Aset perusahaan yang mengalami penyusutan masuk ke dalam aktiva tetap, membantu meningkatkan Cash flow maka harus dijual berkala. Khususnya untuk aset yang penyusutannya sudah cukup lumayan. Selain itu perlu pula menunda dan mengurangi pembelian aktiva tetap.
4. Menambah Jumlah Modal
Menambah jumlah modal juga menjadi usaha untuk meningkatkan arus kas, karena modal yang bertambah membuat keuangan perusahaan sehat. Sumber modal ini bisa melalui pinjaman bank namun wajib cermat memilih agar tidak terjepit bunga tinggi. Opsional lain adalah dengan mencari investor, apalagi jika usaha berkembang dan dalam kondisi yang sehat.
Mendirikan usaha tak cukup hanya pintar menjual namun juga cerdas dalam hal manajemen, termasuk pengaturan laporan keuangan. Arus kas menjadi bagian krusial dalam laporan keuangan dan wajib dipahami pembuatannya. Supaya perusahaan dalam kondisi sehat maka laporan Cash flow juga harus kompleks, beberapa upaya di atas bisa dilakukan untuk meningkatkan cashflow.