Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan sekitar 3 bulan di Indonesia memang memberi pukulan berat bagi sektor perekonomian. Bisnis penyelenggara pernikahan menjadi salah satu bidang bisnis yang merasakan dampak signifikan selama pandemi. Sebab sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, praktis acara resepsi pernikahan ditiadakan.
Asa Baru bagi Bisnis Penyelenggara Pernikahan
Jika selama diberlakukannya PSBB banyak pelaku bisnis penyelenggara pernikahan menangis bahkan menangis darah. Maka ketika ada wacana dari pemerintah untuk menerapkan era new normal bisa dikatakan sebagai pertanda baik bagi pelaku bisnis tersebut. Sebab artinya acara resepsi pernikahan bisa dilangsungkan, dan jasa mereka akan kembali dibutuhkan masyarakat.
Ketua Umum Asosiasi Pernikahan Indonesia yakni Andie Oyong menuturkan harapannya di era new normal tersebut. Andie berharap pemerintah akan memberi izin kepada pasangan yang menikah untuk menggelar resepsi pernikahan. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat demi keselamatan semua pihak.
Andie juga menuturkan bahwa melalui acara resepsi pernikahan maka menjadi salah satu bentuk mesin pencetak uang di industri ini. Sebab acara tersebut akan melibatkan banyak pihak, sehingga akan ada banyak pihak pula yang bersyukur jika pemerintah mengizinkan adanya resepsi pernikahan.
Saat ini pemerintah sepertinya akan memberikan izin menggelar resepsi secara terbatas, yakni melibatkan undangan antara 20-30% maksimal. Meskipun tidak benar-benar maksimal dalam menggelar resepsi, namun Andie menilai keputusan tersebut sudah tepat.
Sebab pelaku bisnis penyelenggara pernikahan juga tidak boleh egois dan menutup mata mengenai resiko penularan Covid-19 dengan membentuk keramaian. Andie juga menambahkan bahwa semua pihak harus saling mendukung, karena fokus utamanya tetap satu yakni mencegah penyebaran Covid-19 sembari menjalankan rutinitas sebagaimana kondisi normal dengan protokol baru.
Protokol New Normal untuk Prosesi Pernikahan
Andie menjelaskan mengenai detail protokol kesehatan ketat selama mengkoordinasi acara resepsi. Yakni membagi tamu undangan menjadi beberapa sesi untuk mencegah para tamu undangan bertemu di sesi bersamaan sehingga memicu kerumunan. Pihaknya akan mengatur serapi mungkin agar semua tamu undangan nyaman dengan pengaturan sesi tersebut.
Bisnis yang ditekuni di bidang ini pun akan berusaha untuk melibatkan lebih banyak pihak, khususnya yang terdampak Covid-19. Misalnya saja dekorasi resepsi akan mengutamakan penggunaan bunga asli sebagai upaya mendukung petani bunga tetap berpenghasilan selama pandemi.
Sedangkan untuk metode pembayaran, Andie menghimbau bagi para pasangan yang akan menggelar resepsi untuk menyiapkan dompet digital. Sehingga transaksi berlangsung murni secara online tanpa perlu terjadi perpindahan uang kertas yang berpotensi menyebarkan Covid-19.
Adanya detail penambahan ini dan itu serta penerapan protokol kesehatan ketat, tentunya akan memunculkan biaya baru. Sehingga ada kemungkinan selama era new normal biaya untuk jasa penyelenggara pernikahan akan meningkat. Pasangan yang akan menikah sebaiknya mempersiapkan budget resepsi ini dengan bijak, apalagi di tengah pandemi yang menyebabkan kondisi serba tidak menentu.