Precision Marketing pada dasarnya merupakan bagian dari sistem pemasaran yang dilakukan untuk memacu daya beli konsumen. Umumnya sistem pemasaran ini dilakukan dengan rencana yang terukur serta menyeluruh, bahkan tidak jarang melibatkan kerja sama dengan sejumlah pihak.
Precision Marketing (Pemasaran Presisi) tidak hanya sebatas menayangkan iklan secara persuasif, namun juga melakukan upaya tertarik yang dapat menarik perhatian konsumen agar membeli produk. Lantas bagaimana perkembangan sistem pemasaran semacam ini di Indonesia? Apakah ada peningkatan atau justru sebaliknya? Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Peningkatan Precision Marketing di Indonesia Saat Ini
Indonesia pada dasarnya berada dalam kawasan Asia Pasifik yang digadang-gadang menjadi kawasan yang siap terhadap pertumbuhan di bidang precision marketing. Peningkatan penggunaan pemasaran presisi ini juga dipengaruhi perkembangan teknologi yang dikenal dengan istilah big data. Bahkan berdasarkan analisis survey yang dilakukan pertumbuhan precision marketing ini akan terjadi secara signifikan hingga 5 sampai 10 tahun ke depan.
Fakta tentang pertumbuhan precision marketing ini berasal dari survey yang dilakukan oleh lembaga kenamaan, Nielsen. Lembaga ini melakukan survey terhadap para pemimpin perusahaan yang ada di Asia Pasifik (termasuk Indonesia) terkait rencana mereka dalam mengembangkan usahanya dalam jangka waktu ke depan. Berdasarkan hasil survey itu diperoleh penjelasan bahwa implementasi precision marketing akan mengalami peningkatan hingga 19% dalam 12 bulan ke depan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Hasil survey yang dilakukan oleh Nielsen ini juga menjelaskan peran atau andil penting precision marketing dalam hal pemasaran produk. Melalui sistem pemasaran ini mereka dapat mengetahui kecenderungan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, tentang personalisasi aspek komunikasi, serta upaya dalam memetakan konsumen.
Di sisi lain, perkembang teknologi digital dan peningkatan aktivitas media sosial juga telah turut memberikan peluang bagi precision marketing ini untuk dapat berkembang. Jika kita berkaca ke Indonesia sendiri, aktivitas media sosial yang dijadikan sebagai ajang beradang sudah sangat menjamur beberapa tahun belakang. Hal ini lah yang juga menjadi ruang yang positif dan membuat precision marketing dapat mengalami peningkatan di negeri ni.
Lebih lanjut, pada laporan survey lainnya menjelaskan bahwa peran dari DMPs (Data Management Platforms) juga diperlukan untuk menerapkan pemasaran presisi tersebut. Platform ini akan membantu mengelola data konsumen, mengatur profilnya, hingga mengirimkan pesan yang berisikan informasi seputar produk. Sistem semacam ini pun diyakini dapat mengefisienkan penggunaan anggaran media dalam pemasaran produk hingga dapat dibeli oleh konsumen.
Namun yang menjadi PR bagi para pimpinan perusahaan adalah bagaimana upaya mereka dalam memberikan hasil terbaik dengan melibatkan teknologi DMPs tersebut pada proses penawaran produknya. Pasalnya saat ini belum terlalu banyak para pemimpin yang mau dan berani melakukan investasi besar dalam hal precision marketing ini.
Jika melihat penjelasan tadi, maka dapat dipahami bahwa Precision Marketing yang ada di Indonesia memiliki peluang yang baik untuk dapat berkembang. Apalagi dengan kemajuan teknologi di zaman ini sudah pasti dapat memberikan peluang terhadap peningkatan pemasaran presisi tersebut. Namun tentu saja semuanya harus dilakukan dengan perhitungan yang matang agar mendapatkan hasil yang positif serta memiliki dampak besar bagi perusahaan.