Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, salah satunya Dolar AS memang melemah belakangan ini.
Namun harapan untuk terus menguat tentu tetap ada, dan sepertinya di akhir September harapan tersebut menjadi sebuah kenyataan.
Rupanya terhitung sejak 30 September 2020 posisi Rupiah menguat terhadap Dolar AS.
Nilai Tukar Rupiah Terkini Terhadap Dolar AS
Pada perdagangan spot hari ini (30 September 2020) diketahui bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat. Yakni berada di posisi Rp 14.880 per Dolar AS yang menguat 0.10 persen dibandingkan pada hari sebelumnya (29 September 2020) yang berada di angka Rp 14.895 per Dolar AS.
Sementara itu untuk nilai tukar Rupiah atau Kurs Rupiah yang direferensikan oleh BI (Bank Indonesia) adalah di angka Rp 14.918 per dolar AS.
Nilai kurs referensi ini memang terlihat menguat sangat tipis karena sehari sebelumnya berada di angka Rp 14.920 per dolar AS. Meskipun begitu tentu perubahan ini menjadi kabar menggembirakan bagi masyarakat Indonesia.
Menariknya penguatan kurs mata uang asing di kawasan Asia terlihat menguat sejak sore hari, dan salah satunya adalah Indonesia. Berikut detailnya:
- Dolar Taiwan menguat 0.14 persen.
- Won di Korea Selatan melemah sebesar 0.04 persen.
- Peso di Filipina menguat sebesar 0.03 persen.
- Rupee di India menguat sebesar 0.11 persen.
- Yuan di China menguat sebesar 0.04 persen.
- Ringgit di Malaysia juga menguat sebesar 0.04 persen.
Selain Korea Selatan, pelemahan kurs mata uang juga dialami oleh negara tetangga yakni Singapura, Thailand, dan juga Jepang. Singapura mengalami pelemahan sebesar 0.08 persen.
Sedangkan Thailand di angka 0.20 persen. Sedangkan untuk Yen di Jepang sepertinya berhasil mempertahankan kurs dengan stagnan sejak kemarin.
Bagaimana dengan kurs mata uang di negara maju terhadap dolar AS? Beberapa negara tampak memiliki penguatan seperti Poundsterling di Inggris yang menguat sebesar 0.33 persen.
Hal serupa juga dialami oleh dolar Australia yang menguat 0.20 persen. Sementara itu kurs franc di Swiss melemah sebesar 0.39 persen, dan disusul dolar di Kanada yang melemah 0.12 persen.
Lantas, apa yang memicu kurs dolar AS melemah dan mempengaruhi nilai tukarnya di seluruh dunia? Jadi menurut Ibrahim As Syuaibi selaku Direktur di PT TRFX Garuda Berjangka menuturkan penyebabnya.
Yakni karena efek dari debat calon presiden AS yang dianggap tidak mencerminkan visi maupun misi ketika menjabat.
Investor di AS kemudian kesulitan untuk menentukan pemenang dari hasil debat tersebut.
Selain itu juga muncul pesimistis terhadap RUU stimulus tambahan terkait dampak Covid-19 di AS, sehingga jumlah investor pun menurun dan berdampak pada kurs dolar AS.